Maulina Erlyza Syaputri On Kamis, 13 Januari 2022 0 Comments

 

Ilustrasi pengangkutan air masuk kedalam akar

Air dan mineral dari dalam tanah akan diserap oleh akar kemudian diangkut melalui xylem ke bagian batang dan daun tumbuhan. Sedangkan zat makanan hasil fotosintesis akan diangkut oleh floem dari daun ke bagian lain tumbuhan yang memerlukan

Air diserap oleh rambut – rambut akar kemudian masuk ke sel epidermis melalui osmosis. Selanjutnya, air akan melalui korteks. Dari korteks air kemudian melalui endodermis dan perisikel. Selanjutnya air masuk ke jaringan xylem yang berada di akar. Selanjutnya air akan bergerak ke xylem batang dan xylem daun.

Ilustrasi pengangkutan air dari akar menuju daun : 

 

Air dapat diangkut naik ke daun dan diedarkan ke seluruh tubuh tumbuhan karena adanya daya kapilaritas batang yang dipengaruhi oleh gaya kohesi dan adhesi.

Kohesi adalah kecenderungan molekul untuk berikatan dengan molekul lain yang sejenis. 

Adhesi adalah kecenderungan molekul untuk berikatan dengan molekul lain yang tak sejenis.

Melalui gaya adhesi, molekul air membentuk ikatan yang lemah dengan dinding pembuluh. Melalui gaya kohesi akan terjadi ikatan antara satu molekul air dengan molekul air lainnya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya tarik-menarik antara molekul air yang satu dengan molekul air lainnya di sepanjang pembuluh xylem.

Proses fotosintesis membutuhkan air. Didaun, air mengalami penguapan (transpirasi). Penggunaan air oleh daun akan menyebabkan terjadinya tarikan terhadap air dalam xilem sehingga air didalam akar dapat naik ke daun.

Ilustrasi pengangkutan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan

 

 

Semua bagian tumbuhan memerlukan nutrisi. Agar kebutuhan nutrisi di setiap bagian tumbuhan terpenuhi, maka dibutuhkan suatu proses pengangkutan nutrisi hasil fotosintesis berupa gula dan asam amino ke seluruh tubuh tumbuhan. Nutrisi tumbuhan berupa gula dan asam amino hasil fotosintesis yang diedarkan oleh jaringan floem. Pengangkutan hasil fotosintesis dimulai dari daun (daerah berkonsentrasi gula tinggi) menuju ke seluruh tubuh (daerah berkonsentrasi gula rendah) dengan bantuan sirkulasi air yang mengalir melalui xilem dan floem.

sumber : https://gurune.net/pengangkutan-air-dan-nutrisi-pada-tumbuhan-materi-ipa-smp-kelas-8/

Maulina Erlyza Syaputri On 0 Comments

Pengertian Tekanan Gas

Tekanan zat gas merupakan tekanan yang terjadi pada suatu gas yang disebabkan baik oleh faktor alam maupun faktor buatan.

Seluruh planet bumi dilapisi oleh suatu lapisan udara tipis yang memiliki berat tertentu. Berat udara yang melapisi permukaan bumi ini juga dipengaruhi oleh adanya gaya tarik gravitasi bumi.

Setiap apapun yang memiliki bobot atau berat maka tentu memiliki tekanan sebagaimana gas.

Tekanan gas atau dikenal juga sebagai tekanan udara menunjukkan besar gaya yang diberikan (F) per satuan luas tertentu (A).

Untuk mengukur kekuatan cairan termasuk gas maka digunakanlah rumus tekanan. Tekanan udara juga berkaitan dengan satuan suhu dan volumenya.

Hukum Tekanan Zat Gas

Hukum tekanan zat gas dinyatakan oleh seorang ilmuwan Fisika asal Inggris bernama Robert Boyle yang berkata bahwa, “hasil kali dari volume gas dan tekanan di ruang yang tertutup selalu bernilai tetap selama suhu dari gas tersebut tetap alias tidak berubah-ubah.” Pernyataan Robert Boyle ini didasarkan oleh penelitiannya tentang pemampatan suatu udara. Pernyataan Robert Boyle ini kemudian dikenal sebagai Hukum Boyle dengan persamaan sebagai berikut:

p x V = c

Keterangan:

p adalah tekanan zat gas.
V adalah volume gas.
c adalah konstanta yang bernilai tetap.

Berdasarkan persamaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:

p1 x V1 = p2 x V2

Keterangan:

p1 adalah tekanan zat gas mula-mula.
V1 adalah volume zat gas mula-mula.
p2 adalah tekanan zat gas akhir.
V2 adalah volume zat gas akhir.

Rumus Tekanan Zat Gas

Pt = (P0 – t/100) cmHg

Rumus di atas digunakan untuk menghitung nilai tekanan gas yang ada di suatu ketinggian di permukaan bumi. Pt adalah tekanan udara pada ketinggian tertentu di atas permukaan bumi.

P0 adalah tekanan udara yang ada di titik acuan. Titik acuan yang diambil adalah permukaan air laut sebesar 76 cmHg.

Variabel t adalah ketinggian yang dicari tekanan udaranya. Apabila diketahui besar tekanan udara yang ada di suatu tempat, maka untuk mencari ketinggian pada tempat tersebut dapat digunakan rumus berikut:

t = (P0 – Pt) x 100 m

sumber : https://theinsidemag.com/tekanan-gas/#

Maulina Erlyza Syaputri On 0 Comments

Tekanan Zat Cair

1. Tekanan Hidrostatis

kedalaman zat cair dan massa jenis zat cair memengaruhi tekanan yang dihasilkan oleh zat cair atau disebut dengan tekanan hidrostatis. Semakin dalam zat cair, semakin besar tekanan yang dihasilkan. Semakin besar massa jenis zat cair, semakin besar pula tekanan yang dihasilkan. Pada bagian sebelumnya kamu sudah memahami bahwa tekanan merupakan besarnya gaya per satuan luas permukaan tempat gaya itu bekerja, secara matematis dirumuskan sebagai:

P = F/A

Pada zat cair, gaya (F) disebabkan oleh berat zat cair (w) yang berada di atas benda, sehingga:

P = W/A

karena berat (w) = m × g

m = ρ × V

V = h × A maka

dapat ditulis bahwa p = ρ × g × h

dengan:

p = Tekanan (N/m2)

m = Massa benda (kg)

ρ = Massa jenis zat cair (kg/m3)

g = Percepatan gravitasi (m/s2)

h = Tinggi zat cair (m)

V = Volume (m3)

Tekanan hidrostatis ini penting untuk diperhatikan dalam merancang berbagai struktur bangunan dalam penampungan air, misalnya pembangunan bendungan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Selain PLTA, para arsitek kapal selam juga memperhitungkan tekanan hidrostatis air laut, sehingga kapal selam mampu menyelam ke dasar laut dengan kedalaman ratusan meter tanpa mengalami kebocoran atau kerusakan akibat tekanan hidrostatis.

2. Hukum Archimedes

Pernahkah kamu melihat kapal selam? Salah satu bahan yang tahan terhadap tekanan hidrostatis air laut yang sangat besar adalah baja. Tahukah kamu bahwa baja merupakan logam yang utamanya terbuat dari campuran besi dan karbon? Dengan demikian baja memiliki massa jenis yang lebih besar daripada massa jenis air laut. ketika suatu benda dimasukkan ke dalam air, beratnya seolah-olah berkurang. Peristiwa ini bukan berarti ada massa benda yang hilang. Berat benda berkurang saat dimasukkan ke dalam air, disebabkan oleh adanya gaya apung (Fa) yang mendorong benda ke atas atau berlawanan dengan arah berat benda.

Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air daripada di udara karena di dalam air benda mendapat gaya ke atas. Ketika di udara, benda memiliki berat mendekati yang sesungguhnya. Karena berat zat cair yang didesak atau dipindahkan benda adalah:

Wcp = mcp × g dan mcp = ρcp × Vcp

sehingga berat air yang didesak oleh benda adalah:

wcp = ρc × g × Vcp

Berarti, menurut hukum Archimedes, besar gaya ke atas adalah:

Fa = ρc × g × Vcp

dengan:

Fa = Gaya apung (N)

ρc = Massa jenis zat cair (kg/m3)

g = Percepatan gravitasi (m/s2)

Vcp = Volume zat cair yang dipindahkan (m3)

Hukum Archimedes digunakan sebagai dasar pembuatan kapal laut atau kapal selam. Suatu benda dapat terapung atau tenggelam tergantung pada besarnya gaya berat (w) dan gaya apung (Fa). Jika gaya apung maksimum lebih besar daripada gaya berat maka benda akan terapung. Sebaliknya, jika gaya apung maksimum lebih kecil daripada gaya berat maka benda akan tenggelam. Jika gaya apung maksimum sama dengan berat benda, maka benda akan melayang. Gaya apung maksimum adalah gaya apung jika seluruh benda berada di bawah permukaan zat cair.

3. Hukum Pascal

Hukum Pascal adalah salah satu hukum fisika yang menyatakan bahwa tekanan yang diberikan oleh cairan dalam ruang tertutup selalu diteruskan ke segala arah dengan sama besar. Pembahasan utama dalam hukum Pascal berkaitan dengan tekanan dalam cairan. 

sumber : latiseducation.com/artikel/135/Tekanan-Zat-dan-Penerapannya-dalam-Kehidupan-Sehari---Hari│IPA-Kelas-8

Maulina Erlyza Syaputri On 0 Comments

 

Tekanan Zat Padat

Tekanan zat padat berbanding lurus dengan besar Gaya. Artinya, semakin besar Gaya (dorongan) yang diberikan, semakin besar juga tekanan yang dihasilkan. Sebaliknya, tekanan berbanding terbalik dengan Luas Bidang tekan. Maksudnya, semakin besar luas bidang tekan suatu benda maka semakin kecil tekanan yang dihasilkan. Itulah sebabnya mengapa atraksi sulap duduk di atas bangku yang memiliki banyak paku dapat dilakukan. Karena permukaan pakunya sangat luas, sehingga tekanannya lemah. Akibatnya paku tidak menancap ke bagian tubuh pesulapnya. Hal tersebut tentunya berbeda jika paku hanya menyelubungi sebagian kecil permukaan tubuh, apalagi hanya satu buah. Paku tersebut akan menembus tubuh karena tekanannya sangat kuat. 

Rumus Tekanan Zat Padat

Konsep tekanan sama dengan penyebaran gaya pada luas suatu permukaan. Sehingga, apabila gaya yang diberikan pada suatu benda (F) semakin besar, maka tekanan yang dihasilkan akan semakin besar. Sebaliknya, semakin luas permukaan suatu benda, tekanan yang dihasilkan semakin kecil.

Secara matematis, besaran tekanan dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut.

rumus (persamaan) tekanan zat padatsumber : serupa.id/tekanan-zat-padat-cair-gas-serta-penerapannya-dalam-kehidupan/

Maulina Erlyza Syaputri On Kamis, 06 Januari 2022 0 Comments

 A. Tekanan Zat Padat


Ketika kamu mendorong uang logam di atas plastisin, berarti kamu telah memberikan gaya pada uang logam. Besarnya tekanan yang dihasilkan uang logam pada plastisin tergantung pada besarnya dorongan (gaya) yang kamu berikan dan luas permukaan pijakan atau luas bidang tekannya. Konsep tekanan sama dengan penyebaran gaya pada luas suatu permukaan. Sehingga, apabila gaya yang diberikan pada suatu benda (F) semakin besar, maka tekanan yang dihasilkan akan semakin besar. Sebaliknya, semakin luas permukaan suatu benda, tekanan yang dihasilkan semakin kecil. Secara matematis, besaran tekanan dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut.


P = F/A


dengan: p = Tekanan (N/m2 yang disebut juga satuan pascal (Pa))


F = Gaya (newton)


A = Luas bidang (m2)


 B. Tekanan Zat Cair


1. Tekanan Hidrostatis


kedalaman zat cair dan massa jenis zat cair memengaruhi tekanan yang dihasilkan oleh zat cair atau disebut dengan tekanan hidrostatis. Semakin dalam zat cair, semakin besar tekanan yang dihasilkan. Semakin besar massa jenis zat cair, semakin besar pula tekanan yang dihasilkan. Pada bagian sebelumnya kamu sudah memahami bahwa tekanan merupakan besarnya gaya per satuan luas permukaan tempat gaya itu bekerja, secara matematis dirumuskan sebagai:


P = F/A


Pada zat cair, gaya (F) disebabkan oleh berat zat cair (w) yang berada di atas benda, sehingga:


P = W/A


karena berat (w) = m × g


m = ρ × V


V = h × A maka


dapat ditulis bahwa p = ρ × g × h


dengan:


p = Tekanan (N/m2)


m = Massa benda (kg)


ρ = Massa jenis zat cair (kg/m3)


g = Percepatan gravitasi (m/s2)


h = Tinggi zat cair (m)


V = Volume (m3)


Tekanan hidrostatis ini penting untuk diperhatikan dalam merancang berbagai struktur bangunan dalam penampungan air, misalnya pembangunan bendungan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Selain PLTA, para arsitek kapal selam juga memperhitungkan tekanan hidrostatis air laut, sehingga kapal selam mampu menyelam ke dasar laut dengan kedalaman ratusan meter tanpa mengalami kebocoran atau kerusakan akibat tekanan hidrostatis.


2. Hukum Archimedes


Pernahkah kamu melihat kapal selam? Salah satu bahan yang tahan terhadap tekanan hidrostatis air laut yang sangat besar adalah baja. Tahukah kamu bahwa baja merupakan logam yang utamanya terbuat dari campuran besi dan karbon? Dengan demikian baja memiliki massa jenis yang lebih besar daripada massa jenis air laut. ketika suatu benda dimasukkan ke dalam air, beratnya seolah-olah berkurang. Peristiwa ini bukan berarti ada massa benda yang hilang. Berat benda berkurang saat dimasukkan ke dalam air, disebabkan oleh adanya gaya apung (Fa) yang mendorong benda ke atas atau berlawanan dengan arah berat benda.


Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air daripada di udara karena di dalam air benda mendapat gaya ke atas. Ketika di udara, benda memiliki berat mendekati yang sesungguhnya. Karena berat zat cair yang didesak atau dipindahkan benda adalah:


Wcp = mcp × g dan mcp = ρcp × Vcp


sehingga berat air yang didesak oleh benda adalah:


wcp = ρc × g × Vcp


Berarti, menurut hukum Archimedes, besar gaya ke atas adalah:


Fa = ρc × g × Vcp


dengan:


Fa = Gaya apung (N)


ρc = Massa jenis zat cair (kg/m3)


g = Percepatan gravitasi (m/s2)


Vcp = Volume zat cair yang dipindahkan (m3)


Hukum Archimedes digunakan sebagai dasar pembuatan kapal laut atau kapal selam. Suatu benda dapat terapung atau tenggelam tergantung pada besarnya gaya berat (w) dan gaya apung (Fa). Jika gaya apung maksimum lebih besar daripada gaya berat maka benda akan terapung. Sebaliknya, jika gaya apung maksimum lebih kecil daripada gaya berat maka benda akan tenggelam. Jika gaya apung maksimum sama dengan berat benda, maka benda akan melayang. Gaya apung maksimum adalah gaya apung jika seluruh benda berada di bawah permukaan zat cair.


3. Hukum Pascal


Hukum Pascal adalah salah satu hukum fisika yang menyatakan bahwa tekanan yang diberikan oleh cairan dalam ruang tertutup selalu diteruskan ke segala arah dengan sama besar. Pembahasan utama dalam hukum Pascal berkaitan dengan tekanan dalam cairan.


 C. Tekanan gas

Tekanan zat gas merupakan tekanan yang terjadi pada suatu gas yang disebabkan baik oleh faktor alam maupun faktor buatan.


Seluruh planet bumi dilapisi oleh suatu lapisan udara tipis yang memiliki berat tertentu. Berat udara yang melapisi permukaan bumi ini juga dipengaruhi oleh adanya gaya tarik gravitasi bumi.


Setiap apapun yang memiliki bobot atau berat maka tentu memiliki tekanan sebagaimana gas.


Tekanan gas atau dikenal juga sebagai tekanan udara menunjukkan besar gaya yang diberikan (F) per satuan luas tertentu (A).


Untuk mengukur kekuatan cairan termasuk gas maka digunakanlah rumus tekanan. Tekanan udara juga berkaitan dengan satuan suhu dan volumenya.


Hukum tekanan zat gas :

Hukum tekanan zat gas dinyatakan oleh seorang ilmuwan Fisika asal Inggris bernama Robert Boyle yang berkata bahwa, “hasil kali dari volume gas dan tekanan di ruang yang tertutup selalu bernilai tetap selama suhu dari gas tersebut tetap alias tidak berubah-ubah.” Pernyataan Robert Boyle ini didasarkan oleh penelitiannya tentang pemampatan suatu udara. Pernyataan Robert Boyle ini kemudian dikenal sebagai Hukum Boyle dengan persamaan sebagai berikut:


p x V = c


Keterangan:


p adalah tekanan zat gas.

V adalah volume gas.

c adalah konstanta yang bernilai tetap.

Berdasarkan persamaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:


p1 x V1 = p2 x V2


Keterangan:


p1 adalah tekanan zat gas mula-mula.

V1 adalah volume zat gas mula-mula.

p2 adalah tekanan zat gas akhir.

V2 adalah volume zat gas akhir.


Rumus tekanan zat gas : 

Pt = (P0 – t/100) cmHg


Rumus di atas digunakan untuk menghitung nilai tekanan gas yang ada di suatu ketinggian di permukaan bumi. Pt adalah tekanan udara pada ketinggian tertentu di atas permukaan bumi.


P0 adalah tekanan udara yang ada di titik acuan. Titik acuan yang diambil adalah permukaan air laut sebesar 76 cmHg.


Variabel t adalah ketinggian yang dicari tekanan udaranya. Apabila diketahui besar tekanan udara yang ada di suatu tempat, maka untuk mencari ketinggian pada tempat tersebut dapat digunakan rumus berikut:


t = (P0 – Pt) x 100 m


Sumber 1 : https://latiseducation.com/artikel/135/Tekanan-Zat-dan-Penerapannya-dalam-Kehidupan-Sehari---Hari%E2%94%82IPA-Kelas-8

Sumber 2 : https://theinsidemag.com/tekanan-gas/#

Maulina Erlyza Syaputri On Senin, 03 Januari 2022 0 Comments


Suasananya begini, tadi semua membuat blog masing masing 

Maulina Erlyza Syaputri On 0 Comments

Hallo!

Hari ini saya membuat blog untuk pertama kalinya, ternyata membuat blog menyenangkan ya. Jangan lupa kunjungi blog saya yaa